Senin, 08 Oktober 2007

Siloam Glen Eagles 7 Oktober 2007


Sedih sekali rasanya melihat anakku sakit mata. Kemarin waktu diperiksa oleh dokter mata di Siloam Gleneagles Karawaci, dokter mata bilang anakku harus dioperasi kecil pada kelopak matanya untuk mengeluarkan penyebab bintitan di matanya. Ya Allah anakku yang kecil itu harus dibius total dan harus puasa sebelumnya selama kurang lebih 6 jam. Aku sama sekali tidak tega, aku sebagai orangtuanya saja belum pernah yang namanya diinfus. Sedangkan anak perempuan yang nanti tanggal 23 September 2007 berumur 2 tahun harus diinfus untuk asupan makanan dan asupan obat biusnya.
Saya kemarin menangis pada saat anakku harus dicek terlebih dahulu sebelum memasuki operasi yang kemungkinan akan dilakukan pada tanggal 18 Oktober nanti. Anakku harus diperiksa rontgen untuk melihat kondisi dadanya. Pada saat anakku dibaringkan pada semacam alas untuk dirontgen, ia menangis sekencang kencangnya sambil memegangi bapaknya. Huaa Huaaa ayahhhhh ayahhhhh mungkin dia nangis protes dan takut mengapa ia harus dibaringkan seperti itu , mengapa ayahnya tidak membantunya pada saat ia ketakutan. Aku sangat sedih dan tak terasa air mata menetes dari mataku membayangkan ia harus masuk meja operasi. Setelah difoto rontgen yang ternyata hanya sebentar, anakku langsung aku gendong dan sangat terasa bahwa dekapannya begitu erat sehingga sukar untuk dilepaskan meminta perlindungan pada bapaknya.
Setelah dirontgen, anakku harus dicek darah dan melihat pembekuan darah. Sekarang giliran ibunya dan neneknya yang ke laboratorium dikarenakan aku sudah tak tega. Setelah selang beberapa lama, akhirnya giliran anakku untuk diambil sampel darahnya dan aku hanya melihat dari luar. Dari luarpun sudah terdengar tangisan anakku yang sangat keras. Ayahhhh .... Ayahhh...... memang ia selalu memanggil ayahhhhh karena baru kata itu yang bisa ia ucapkan walaupun sudah hampir 2 tahun. Karena aku gak tega akhirnya aku masuk juga ke dalam ruang laboratorium dan melihat jarum suntik mulai menyedot darah anakku secara perlahan. Aku pegangi kepalanya sembari menyebut Asma Allah Subhanallah Subhanallah supaya anakku diberi kekuatan. Setelah jarum suntik dilepas, anakku mulai tenang , tidak meronta ronta dan langsung digendong ibunya. Anakku pintar , ia tidak segera melepas dan menggaruk bekas suntikannya dan langsung diam memegang erat ibunya. Ya Allah smoga operasinya nanti berjalan lancar.

Tidak ada komentar: